watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PAK MANSYUR PEMUAS NAFSUKU

Aku sudah punya suami tapi tidak puas dalam
hubungan seksual. Karena barang suamiku kecil
dan pendek. Selain itu kalau main sebentar. Aku
sering membayangkan kalau sekiranya
disetubuhi oleh laki-laki yang barangnya gede,
tentu nikmat sekali.
Teman saya suka cerita pada saya bahwa
suaminya kuat sekali dalam seks. Kebetulan
suaminya orang Arab. Katanya, kalau main ia
kerasa nyilu dan kesemutan di vaginanya. Sejak
itu aku sering membayangkan suami temanku.
Karena orangnya tinggi besar, dadanya berbulu
tebal.
Pada suatu hari aku main ke rumah temanku itu.
Katakan saja namanya Linda, dan nama
suaminya Mansur. Pak Mansur buka pijat
refleksi. Selain itu ia suka olah raga. Ketika aku
sampai di rumahnya ia sedang berolah raga.
Dan aku ngobrol dengan Linda sahabat karibku.
Aku datang ingin membuktikan cerita Linda, apa
benar barang suaminya gede. Tak lama
kemudian, ia datang dengan memakai celana
olah raga yang cukup tipis. Ia duduk di depanku.
Sambil aku minum teh aku ngelirik sedikit ke
bagian selangkangannya, tapi karena ada Linda
aku tak lama-lama ngeliriknya. Tidak lama Linda
pergi untuk menyiapkan sarapan pagi. Tinggallah
aku berdua dengan suaminya ngobrol.
Kesempatan aku untuk melirik agak lama.
Astaga, beneran omongan Linda, nampak
menonjol di celananya tonjolan besar dan
panjang. Aku berkata dalam hatiku, bagaimana
kalau itu ngaceng dan telanjang. Pantesan kalau
Linda main, katanya, sampai sambat-sambat.
Sejak itu aku suka membayangkan penis suami
teman saya yang Arab itu. Setiap aku main sama
suamiku aku membayangkan barang pak
Mansur yang besar dan panjang itu. Karena
barangnya suami tidak keras secara maksimal
aku menyarankan diurut refleksi oleh Pak
Mansur. Suamiku sangat setuju, ia minta di
datangkan ke rumah. Suami kenal baik dengan
Pak Mansur. Kemudian mulai suaminya saya
diurut oleh Pak Mansur kira-kira jam 8 malam.
Aku berada di sebelah suamiku yang sedang
diurut itu. Kesempatan bagiku untuk melihat
benjolan di selangkangan Pak Mansur.
Sekarang aku cari alasan supaya aku diizinkan
diurut oleh Pak Mansur. Dengan alasan yang
tepat aku diizinkan. Setelah suamiku diurut giliran
aku sekarang diurut. Karena suami tidak tahan, ia
pergi mandi. Tinggallah sekarang aku berdua
dengan Pak Mansur. Ia mulai ngurut dari betisku
yang mulus. Aku bertanya dalam hati, apakah
Pak Mansur tidak terangsang melihat betis dan
pahaku yang mulus itu.
Kemudian ia mulai menyingkap rokku sehingga
nampaklah padanya pahaku yang mulus. Ia
berkata padaku, “Ibu harus sering diurut refleksi,
seminggu sekali, karena ibu punya gejala darah
tinggi. Tapi minggu depan kalau bisa jangan
pakai rok, pakai sarung saja, supaya mudah
ngurutnya di bagian ujung paha dan pinggulnya.
Itu kalau suami ibu setuju.”
“Suamiku pasti setuju, kalau memang itu bisa
menyembuhkan, apalagi ia sudah percaya sama
bapak,” balasku.
Dan suamiku ternyata mengizinkan apa yang
disarankan oleh Pak Mansur.
Minggu depannya ia datang lagi, suamiku giliran
pertama yang diurut. Setelah selesai baru
sekarang giliran aku. Aku ganti pakaian dengan
sarung, lalu tengkurep. Hatiku mulai dak-dik-duk
tidak karuan. Ketika ia mengurut betis kiriku, kaki
kananku kumasukkan pelan ke selangkangan Pak
Mansur sambil kugerak-gerakkan pelan-pelan.
Terasa barang Pak Mansur bergerak-gerak mulai
ngaceng. Terasa benar di kakiku kalau barang
Pak Mansur besar sekali.
Tidak lama kemudian suamiku pamit ke Pak
Mansur untuk keluar beli rokok karena rokoknya
habis.
Pak Mansur menjawab “Ya, Pak”. Ucapannya
yang halus dan lembut membuat suamiku
tambah percaya. Pak Mansur mulai berani
menyingkap sarungku sampai ke pangkal paha.
Ia mengurutku sampai ke pangkal paha.
“Aduh,” kataku ketika jari-jarinya mengenai bibir
vaginaku.
“Sakit bu?” tanya Pak Mansur.
“Tidak,” sahutku.
Mulailah ia mengurut agak berani di bagian
pangkal pahaku sambil mengelus-ngelusnya,
dan aku semakin tidak tidak tahan, dan mulai
terangsang.
Pak Mansur paham dengan suara rangsanganku.
Ia menyuruhku berbalik telentang sehingga ia
dapat melihat pemandangan yang
menggairahkan. Ia menyingkap lagi sarung
sampai ke pangkal paha sampai kelihatan CD-ku.
Ia mulai menggerak-gerakkan jarinya ke bibir
vaginaku. Aku semakin tidak tahan. Ia semakin
memasukkan jarinya semakin dalam hingga
mengenai lobang vaginaku dan mendorongnya
pelan-pelan, tapi tidak berhasil, karena lobang
vaginaku peret. Ia menyopotnya dan
memasukkan ke mulutnya sambil diludahi
kemudian ia masukkan kembali. Kini baru jari
Pak Mansur masuk le lobang vaginaku. Aku
menggelinjang kenikmatan. Sayang sekali
kenikmatan itu terhenti, karena suamiku datang
dari membeli rokok. Walaupun demikian,
sebelum suamiku tiba di kamar, kami berdua
saling menatap dalam-dalam sambil saling
tersenyum. Sekarang kami berdua sudah saling
mengerti keinginan masing-masing dan tak
malu-malu lagi. Tinggal menunggu kesempatan
lain yang lebih baik saja….
Mingggu depannya Pak Mansur datang lagi.
Kemudian mengurut suamiku. Tidak lama
kemudian telepon berdering, aku yang
menerimanya. Teman bisnis suamiku minta
agar suamiku datang ke rumahnya untuk
membicarakan bisnis yang sangat penting dan
menguntungkan. Aku sampaikan hal itu pada
suamiku. Ia bilang bahwa ia akan datang setelah
diurut.
Hati dak-dik-duk, apakah suamiku
mengizinkanku diurut tanpa ada dia karena akan
pergi ke rumah rekan bisnisnya yang cukup jauh
dari rumahku.
Setelah suamiku selesai diurut, aku bertanya,
“Pak, bagaimana kalau aku tidak usah diurut saja,
ya.”
“Tidak apa-apa, diurut saja, aku sudah percaya,
kok sama Pak Mansur. Ia orangnya baik.”
Setelah mandi suamiku berangkat menuju ke
rumah rekannya. Tinggallah aku berduaan
dengan Pak Mansur malam-malam sekitar
setengah sepuluh. Hatiku dak-dik-duk, aku akan
merasakan penis orang Arab malam ini, kataku
dalam hati.
Aku tengkurep. Pak Mansur langsung
menyingkap sarung sampai ke pangkal pahaku.
Rupanya ia sudah tidak tahan ingin merasakan
lobang vaginaku yang kecil. Aku orangnya
ramping, tinggi 155 cm. Seangkan Pak Mansur
tinggi besar, dan dadanya berbulu tebal. Ia
langsung menyingkap CD-ku dan memainkan
bibir vaginaku, kemudian CD-ku dipelorotin.
Sekarang nampaklah vaginaku, ia meludahi
lobang vaginaku dicampur dengan minyak.
Aduh, sekarang aku benar-benar tidak tahan,
ingin segera dimasuki barangnya. Ia membuka
sarungku, BH-ku dan kausku. Kini aku telanjang
bulat. Dan ia mulai membuka celananya, kaos.
Aku melirik ingin tahu seperti apa barangnya.
Begitu ia membuka celana dalamnya, astaga…
penis Pak Mansur benar-benar besar dan
panjang, ngaceng tegak, seperti barangnya
kuda.
Aku takut bercampur ingin merasakan. Aku takut
robek, dan jebol lobang rahimku, bercampur
ingin merasakan puncak kenikmatan. Ia mulai
mengangkangkan lebar-lebar pahaku. Ia
mengarahkan penisnya yang besar, panjang dan
keras ke lobang vaginaku. Ia menekankan
barangnya. Aku berteriak kecil, “Aduuuh… sakit,
Pak.”
“Ditahan, Bu. Nanti akan hilang rasa sakitnya
berganti kenikmatan yang luar biasa.”
Penis Pak Mansur kurang lebih panjangnya 20
cm dan ukurannya besar sekali, seperti
barangnya kuda. Ia menekan barangnya sampai
tiga kali tapi tidak bisa masuk juga, saking
besarnya. Ia sudah tidak tahan, nafsunya
membara. Ia meludahi lobang vaginaku banyak
sekali sampai meleleh ke pantatku, dicampur
dengan minyak. Barang Pak Mansur pun
dilumati minyak dicampur ludah biar licin.
Kemudian ia mengarahkan kembali penisnya ke
lobang vaginaku dan menekannya. Aku berteriak
sambil menggigit bibirku. Tapi Pak Mansur
semakin keras menekannya. Setelah bersusah
payah, akhirnya penisnya berhasil masuk juga.
Ia menancapkan semuanya. Ia menindihku
sampil menciumi dan mengecup bibirku dengan
gagar. Ia mulai menggenjotku dengan
ganasnya. Sampai terdengar bunyi dari lobang
vaginaku… Cprot… Cprot… Sambil memelukku
gemes bercampur ganar. Tubuhku yang
ramping ditekuk-tekuk sambil digenjot. Sekarang
aku mulai merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Ia mengenjot lobang vaginaku lama sekali.
Aku disetubuhi 3 ronde sampai terasa lemas
seluruh tubuhku. Aku melihat sudah jam 1
malam. Berarti kami telah bermain selama 3 jam
setengah. Waduuh… nikmatnya luar biasa….
Sayang, kami tak bisa melanjutkannya semalam
suntuk. Kami harus segera berbenah supaya tak
kepergok suamiku yang sebentar lagi akan
kembali. Tapi aku puas sekali dengan
persetubuhan kami malam ini…


Adult | GO HOME | Exit
1/1302
U-ON

inc Powered by Xtgem.com